Cerita Tentang Masjid Turen Malang yang Indah dan Unik

Di antara banyak sekali spot wisata di kota Malang, masjid Turen menjadi salah satu destinasi wisata religi yang cukup unik. Daya tarik masjid Turen ini terletak dari desain arsitekturnya yang unik dengan gaya Timur Tengah dan perpaduan warna biru putih. Belum lagi lokasinya yang cukup aneh karena terletak di tengah-tengah dan sangat berdekatan dengan pemukiman warga yang padat.

Bahkan jaraknya hanya sekitar 1 kilometer dari jalan raya, sehingga bisa dilihat meski Anda tidak masuk ke area masjid. Hal ini karena bentuk kubahnya yang menjulang tinggi sehingga terlihat dari jalan raya. Masjid Turen atau masjid Tiban berlokasi di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur No. 10, Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Malang. Lokasi masjid Turen ini berjarak sekitar 40 km dari pusat kota Malang.

Karena lokasinya yang sangat berdekatan dengan pemukiman warga, pengunjung masjid harus parkir di pinggir jalan raya, terutama kendaraan besar. Di sepanjang jalan menuju area masjid ini juga banyak penjual makanan dan minuman. Selanjutnya akan dibahas lengkap tentang cerita atau mitos pembangunan masjid ini yang konon dibantu oleh jin.

pixabay.com

Masjid Turen Dibangun oleh Jin

Masjid Tiban atau biasa disebut masjid Turen ini memiliki cerita atau mitos bahwa pembangunan masjid dibantu oleh pengerahan jin. Masjid ini sekaligus difungsikan sebagai Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri’asali Fadlaailir Rahmah. Karena cerita tersebut, beberapa wisatawan yang datang pun tidak hanya ingin menikmati keindahannya saja, tetapi juga ingin mencari kebenaran mitos tersebut.

Berdasarkan cerita-cerita dari masyarakat, masjid ini dipercaya tiba-tiba muncul dan ada di lokasi pemukiman padat penduduk tersebut. Selain itu, masyarakat juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengetahui adanya aktivitas pembangunan di daerah tersebut. Karena inilah masjid tersebut disebut masjid Tiban yang artinya masjid terebut tiba-tiba muncul secara gaib.

Beberapa juga menyebutkan bahwa masjid ini dibangun dalam waktu satu malam. Selain itu, banyak fakta-fakta lain yang semakin menambah kegaiban pembangunan masjid Turen Malang ini, antara lain:

  • Bangunan masjid umumnya memerlukan waktu lama untuk proses pembangunannya, namun masyarakat mengaku tidak pernah melihat aktivitas pembangunan di sekitarnya
  • Masjid ini merupakan bangunan megah berlantai 10, namun banyak masyarakat di sekitarnya mengaku tidak pernah melihat alat berat masuk perkampungan
  • Ada pula yang menyebutkan bahwa ada beberapa bagian masjid yang belum jadi atau setengah jadi, namun beberapa waktu kemudian terselesaikan
  • Pembangunan masjid umumnya dikerjakan dengan bergotong royong dengan warga sekitar, tetapi tidak ada warga yang diminta ikut membantu pembangunannya
pixabay.com

Terdapat Ruang Masjid yang Memiliki Khasiat

Masjid Turen ini didirikan oleh pendiri Pondok Pesantren Salafiyah tersebut, yaitu KH. Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam. Bahkan setiap pembangunan kamar atau ruang di dalam masjid didasari oleh solat istikharah Romo Kiai Ahmad. Urusan ini mencakup penentuan ukuran, ornamen, jenis karpet masjid, warna cat hingga hiasan di dalam kamar atau ruangan.

Selain itu, setiap ruangan atau kamarnya juga dipercaya memiliki khasiat atau manfaat yang berbeda-beda. Ukuran manfaat atau khasiat dari ruangan tersebut dapat dirasakan sesuai dengan keikhlasan orang-orang yang membangunnya. Pembangunan kamar atau ruangan masjid ini dikatakan berasal dari sumbangan jamaah berupa uang atau tenaga.

Uniknya, sekitar 325 santri yang ada di Pondok Pesantren Salafiyah ini menetap di masjid bersama keluarga mereka. Keluarga yang tinggal di lingkungan masjid juga berupaya untuk mengembangkan usaha pesantren. Sedangkan santri yang lainnya tak terhitung jumlahnya hingga mencapai ribuan. Terjawab sudah, bahwa mitos pembangunan oleh jin tidak benar, yang benar dibangun oleh santri dan keluarganya.

Tidak Mau Disebut Sebagai Tempat Wisata

Karena mitos tentang pembangun masjid yang dibantu oleh jin atau makhluk halus, banyak wisatawan yang berkunjung untuk melihat-lihat. Setelah mengetahui keindahan dan kemegahan masjid Turen Malang ini, pengunjung pun terkesima dan takjub dengan arsitekturnya. Tak hanya itu, masjid dan Pondok Pesantren ini lengkap dengan ukiran dan keramik motif dengan nuansa warna biru dan putih.

Gerbang utamanya sendiri memiliki ketinggian hingga 30 meter dan saat masuk ke lokasi masjid Anda tidak perlu membayar biaya masuk. Hal ini karena tidak ada tiket masuk dan pengelola masjid juga tidak mau masjid Turen ini disebut sebagai tempat wisata. Mereka lebih suka menyebut masjid ini sebagai Pondok Pesantren Salafiyah. Oleh sebab itu, banyak tulisan atau himbauan agar pengunjung berlaku sopan.

Itulah fakta-fakta seputar masjid Turen atau Tiban Malang yang cukup terkenal karena mitos pembangunannya. Semoga informasinya bermanfaat.

Scroll to top