Selain rukun dan wajib haji, ada beberapa sunah yang dianjurkan ketika melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Sunah haji akan mendatangkan pahala lebih jika dilakukan, namun tak akan mendapat dosa jika ditinggalkan.
Sebenarnya ibadah sunah tidak berkaitan dengan sah atau tidaknya haji seseorang. Tidak pula bagi jamaah berkewajiban untuk mengganti atau membayar denda ketika meninggalkannya. Namun alangkah baiknya jika dilaksanakan, agar mendapat keridhoan dari Allah SWT.
Sunah ibadah haji terbagi menjadi dua jenis yakni umum dan khusus. Berikut ulasan dari travel haji terbaik untuk masing-masing jenisnya!
Amalan Sunah Haji Secara Umum
Dikutip dari buku karya Mubarak yang berjudul Meneladani Manasik Haji dan Umrah Rasulullah, ada beberapa sunah umum ibadah haji. Apa saja?! berikut jawabannya!
- Mandi Sebelum Ihram
Amalan sunah umum ibadah haji yang pertama adalah mandi sebelum ihram. Ihram sendiri diambil dari kata al-hara yang artinya terlarang. Bila dijabarkan ihram memiliki makna memasuki kawasan yang diharamkan (makkah dan madinah) untuk perbuatan tercela.
Ihram termasuk ke dalam rukun haji, di mana jamaah wajib melafadzkan niat untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah.
Mengapa sebelum ihram, jamaah disunahkan untuk mandi? Karena sebelum memulai suatu ibadah, alangkah baiknya jika seluruh badan dalam keadaan suci. Niscaya keridhoan dan rahmat dari Allah SWT akan senantiasa mengalir.
Dasar hukum ihram sendiri diambil dari hadist yang diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit RA, yang berbunyi;
‘’Bahwasannya beliau pernah melihat Nabi Muhammad SAW melepaskan seluruh pakainnya untuk mandi, kemudian berihram’’ (HR Tirmidzi).
- Memakai Wewangian Sebelum Talbiyah Ihram
Sebagai tamu di rumah Allah SWT, alangkah baiknya jika jamaah menjaga penampilannya. Selain membersihkan diri dengan mandi, jamaah juga disunahkan untuk memakai wangi-wangian.
Wewangian ini disunahkan dan hanya diperbolehkan digunakan ketika menjelang ihram. Selebihnya, jamaah haji dilarang menggunakan parfum dan sejenisnya.
Dasar hukum sunah ini diambil dari Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, yang berbunyi;
Aisyah berkata ‘’Aku pernah mengoleskan wewangian kepada Rasulullah sebelum ihram dan setelah bertahallul sebelum thawaf.’’
- Ihram Dengan Dua Lembar Kain Putih
Rukun ihram atau niat haji erat kaitannya dengan pakaian ihram. Pakaian ini akan dikenakan oleh seluruh jamaah yang melaksanakan ibadah haji dan umrah di tanah suci. Ada beberapa ketentuan penggunakan pakaian ihram.
Pertama, pakaian ihram jamaah laki-laki terdiri dari dua helai kain putih tanpa jahitan. Kain pertama disarungkan menutupi pusar hingga lutut. Sedangkan kain kedua diselendangkan ke bahu.
Kedua, pakaian ihram untuk wanita dibebaskan asalkan mampu menutupi seluruh aurat, kecuali telapak tangan dan wajah. Pakaian yang disarankan adalah mukena karena longgar dan nyaman.
Dasar hukum mengenakan pakaian ihram sebagai sunah adalah hadist riwayat Abudullah bin Abbas RA, yang berbunyi;
‘’Setelah menyisir rambut dan meminyakinya, nabi berangkat ke madinah mengenakan kain ihram dan penutup pundak.’’ (HR Bukhrari)
- Mencium Hajar Aswad
Satu lagi sunah umum yang sebaiknya dilakukan menjelang ibadah haji yaitu mencium hajar aswad. Hajar aswad adalah batu yang berasal dari surga. Awalnya berwarna putih, kemudian menghitam karena dicium oleh manusia-manusia yang dipenuhi dosa.
Ibadah ini diteladani oleh perilaku Nabi Muhammad SAW ketika melaksanakan haji. Di mana beliau mencium hajar aswad tulus karena mencari rahmat dari Allah SWT, tidak ada maksud lebih.
- Minum Air Zam-Zam
Amalan sunah umum yang terakhir ada minum air zam-zam bagi jamaah haji dan umrah. Meminum air zam-zam tak memerlukan waktu khusus, karena bisa dilakukan kapan saja. Asalkan tidak menyulitkan dan tersedia dengan mudah bagi mereka.
Hal ini termaktub dalam kitab Al Mughni, di mana jamaah disunahkan untuk mendatangi sumur zam-zam dan meminum airnya.
Amalan Sunah Haji Secara Khusus
Selain sunah umum, dalam ibadah haji juga terdapat sunah khusus yang berkaitan dengan rukun haji Apa saja amalan khususnya?! Berikut ulasannya!
- Melaksanakan Haji Ifrad
Sunah khusus ibadah haji yang pertama adalah melaksanakan haji ifrad. Ibadah haji sendiri terbagi menjadi tiga jenis yakni tamattu’, qiran, dan ifrad. Dari ketiga jenis haji tersebut, haji ifrad menjadi yang paling dianjurkan untuk dilaksanakan.
Haji ifrad adalah memisahkan ibadah haji dan umrah. Di mana ibadah haji dilaksanakan terlebih dahulu, baru kemudian umrah.
- Thawaf Qudum
Satu lagi ibadah yang disunahkan ketika menjalankan haji yaitu Thawaf Qudum. Thawaf termasuk ke dalam rukun haji di mana jamaah harus mengelilingi kabah sebanyak 7 putaran. Terdapat 3 jenis thawaf dalam ibadah haji yakni Thawaf Qudum, Ifadhah, dan Wada.
Thawaf Ifadhah dan Wada termasuk thawaf wajib, jika ditinggalkan maka ibadah haji dianggap tidak sah. Thawaf Qudum menjadi satu-satunya thawaf yang memiliki hukum sunah.
Thawaf Qudum dilakukan ketika jamaah pertama kali menginjakkan kaki di tanah suci. Inilah mengapa thawaf ini juga disebut sebagai ibadah penghormatan kepada rumah Allah SWT.
- Melafaldzkan Talbiyah
Selain tindakan, ibadah haji juga memerlukan ucapan. Salah satunya dengan mengucapkan bacaan talbiyah sebagai sunah haji.
Lafal talbiyah berbunyi;
Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wa ni’mata laka laka walmulk laa syarika lak.
Artinya’’ Ya Allah, aku datang memenuhi panggilanmu. Ya Allah aku datang memenuhi panggilanmu, tidak ada sekutu bagimu. Sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milkmu semata. Dan kerajaan hanya milikmu semata, tidak ada sekutu.’’
Bacaan talbiyah ini diucapkan tiga kali, kemudian disusul sholawat dan doa. Untuk jamaah laki-laki bacaan talbiyah disunahkan diucapkan dengan suara lantang. Sedangkan jamaah wanita dengan suara yang pelan.
- Bermalam di Muzdalifah dan Mina
Ibadah haji memerlukan stamina tubuh yang prima, karena dipenuhi dengan rangkaian kegiatan yang menyedot energi. Oleh karena itu, jamaah disunahkan untuk mabit di muzdalifah dan mina.
Mabit di Muzdalifah dilaksanakan pada 10 dzulhijjah setelah wukuf di Arafah. Jamaah diwajibkan menginap di kawasan ini hingga subuh atau pertengahan malam. Sedangkan mabit di Mina dilakukan pada 8 Dulhijjah menjelang hari Tarwiyah.
Sebenarnya mabit di Muzdalifah dan Mina termasuk ke dalam wajib haji. Namun ada beberapa amalan yang disunahkan untuk dilakukan. Seperti mengambil batu kerikil, memperbanyak bacaan talbiyah, berdoa, dan sholat jamak ta’khir antara Maghrib dan Isya secara berjamaah.
- Salat 2 Rakaat Setelah Thawaf
Sunah khusus ibadah haji yang terakhir ada salat 2 rakaat setelah Thawaf. Lokasi yang dianjurkan untuk melaksanakan ibadah ini adalah belakang maqam ismail, Masjidil Haram, ataupun Hijir Ismail. Keutamaan salat 2 rakaat setelah thawaf adalah meminta pengampunan kepada Allah SWT atas api neraka.
Nah, itulah ulasan lengkap mengenai amalan sunah haji berpahala yang dianjurkan untuk dilaksanakan. Berdasarkan keterangan di atas, sunah ibadah haji terbagi menjadi dua jenis yakni umum dan khusus. Semua ibadah sunnah tersebut sebaiknya dilaksanakan, untuk mencapai ridho dan rahmat dari Allah SWT.
Satu tips agar ibadah haji bisa berjalan lancar yaitu gunakan travel haji terbaik. Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko tertipu biro jasa abal-abal yang merugikan para jamaah.